Paslon Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo-Taj
Yasin Maimun unggul di nyaris seluruh kabupaten/kota dalam Pikada Jateng 2018.
Tetapi perolehan suara Ganjar-Taj Yasin
ternyata hanya selisih di kisaran belasan persen dibanding pesaingya, Sudirman
Said-Ida Fauziyah, atau masih di bawah 60 persen.
Padahal, berbagai survei menjelang Pilkada
memperkirakan, elektabilitas Ganjar berada di kisaran 70 persen.
Laman resmi KPU
https://infopemilu.kpu.go.id/pilkada2018/hasil/cepat/t1/jawa_tengah pukul 14.02
WIB menyebut, Ganjar-Yasin hanya unggul sebesar 17,6 persen dengan perolehan
suara sebanyak 10.197.593 suara atau 58,80 persen.
Sementara pasangan Sudirman Said-Ida Fauziyah
memperoleh 7.144.539 suara 41,20 persen. Adapun jumlah suara masuk mencapai
98,43 persen.
Yang mengejutkan, Ganjar-Yasin kalah tipis di
daerah yang disebut sebagai satu di antara lumbung suara PDIP di Jawa Tengah,
Kabupaten Purbalingga.
Ganjar juga punya ikatan kekeluargaan di
Kabupaten Purbalingga dari garis istrinya, Siti Atikoh yang memiliki keluarga
besar di situ.
Pasangan itu memperoleh 241.963 suara, atau
lebih rendah dari Sudirman-Ida yang memperoleh 242.361 suara.
Sudirman-Ida memperoleh 50,04 persen suara,
atau lebih tinggi dengan selisih di kisaran 0,5 persen di banding Ganjar-Taj Yasin
dengan perolehan 49,9 persen suara.
Pengamat Politik Universitas Jenderal Sodirman
(Unsoed) Purwokerto, Luthfi Makhasin punya analisa tersendiri terkait kekalahan
Ganjar-Yasin di Purbalingga yang dinilainya dipengaruhi sejumlah faktor.
Peristiwa Operasi Tangkap Tangan (OTT) Bupati
Purbalingga Tasdi oleh KPK dinilai ikut menurunkan kepercayaan publik terhadap
calon yang diusung PDIP. Terlebih, Tasdi sempat menahkodai DPC Purbalingga
sebagai Ketua selama tiga periode berturut-turut, sebelum akhirnya dicopot usai
OTT.
Partai itu juga yang mengantar karir Tasdi
hingga berhasil menduduki jabatan Ketua DPRD Purbalingga selama dua periode.
Selain itu, pemberitaan tentang Ganjar Pranowo
yang dikaitkan dengan kasus korupsi KTP-el juga dinilainya ikut meluruhkan
kepercayaan publik.
Pemilih pemula yang rasional dan banyak
menyerap informasi dari media disebutnya paling dominan mempengaruhi perolehan
suara.
“Suara kelompok muda adalah jenis suara
mengambang. Keputusan mereka mudah berubah jika berhadapan dengan pilihan yang
rasional,” katanya.
Luthfi berpandangan, figur calon pemimpin
daerah yang diusung partai juga akan memengaruhi perolehan suara partai. Karena
itu, partai disarankan untuk mengusung calon yang benar-benar berkualitas dan
bersih.
Di lain sisi, tak dinafikan, kemenangan
Sudirman-Ida di lumbung PDI P ini juga hasil kerja keras partai pengusung
maupun tim pemenangan yang sukses mengambil hati rakyat.(*)
loading...
No comments:
Post a Comment