Proses pembangunan Kota Lama Semarang saat ini
mencapai proses pembuatan polder mini di bundaran Bubakan, Kota Semarang.
Lokasi yang semula berupa taman itu nantinya diubah menjadi polder sekaligus
ruang terbuka hijau untuk aktivitas warga.
Ketua Badan Pengelola Kawasan Kota Lama
(BPK2L) Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu, mengatakan, pembangunan polder
mini tersebut pada prinsipnya berjalan lancar. Hanya, ada perubahan desain
polder yang saat ini masih direvisi.
"Saat ini sedang revisi untuk mendapatkan
desain yang bagus dan menarik, sehingga nantinya bisa dinikmati warga. Menteri
PUPR menghendaki harus bagus dan berbeda dari yang ada saat ini," kata
Ita, sapaan Hevearita Gunaryanti Rahayu, kepada Tribun Jateng, Rabu (27/6).
Pada desain yang lama, Taman Bubakan disulap
menjadi polder untuk menampung air di sekitar Bubakan dan akan dialirkan ke
Sungai Semarang. Di atas polder, didesain menjadi ruang terbuka semacam
landmark yang menyediakan tempat duduk bagi warga yang ingin menikmati suasana
polder atau beraktivitas lain.
"Di sana tetap menjadi ruang terbuka
hijau. Kalau taman yang lama itu kan taman pasif. Nanti, yang akan dibangun,
menjadi taman aktif. Hanya, memang desainnya lagi direvisi agar lebih
bagus," ujar Ita yang juga wakil wali kota Semarang itu.
Terkait progres pembangunan polder, Ita
menyebutkan, saat ini berjalan sekitar 15 persen. Di lokasi bakal polder,
pelaksana proyek sedang memasang tiang pancang yang merupakan penguat bagian
bawah landmark taman dan polder.
Dari total kebutuhan 220 tiang pancang yang
akan dipasang di berbagai titik, baru 20 tiang yang terpasang. Kendati
demikian, untuk kebutuhan material, Ita meamstikan, sudah tersedia.
"Dalam satu hari bisa memasang tiang
pancang maksimal 15 titik. Untuk struktur memang bisa lebih cepat tapi
arsitekturnya yang lebih lama," paparnya.
Polder mini di Bubakan ini, katanya, untuk
membantu menanggulangi rob dan banjir yang sering melanda kawasan Kota Lama.
Keberadaan polder mini ini juga diharapkandapat mempercantik kawasan Kota Lama
sehingga makin menarik sebagai detinasi wisata.
Selain di Bubakan, rencananya, polder mini
juga dibangun di sekitar Jembatan Berok.
Ita mengatakan, proyek revitalisasi kawasan
Kota Lama Semarang dikerjakan lewat bantuan dana dari Kementerian Pekerjaan
Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) sekitar Rp 156 miliar. Kegiatan ini dimulai
2017 lalu. Menteri PUPR kemudian menambah bantuan dana Rp 30 miliar agar
revitalisasi semakin maksimal.
Sementara, untuk progres pembangunan Kota Lama
Semarang secara keseluruhan, Ita menambahkan, saat ini masih pengerjaan jalan
dengan pemasangan ducting untuk menempatkan jaringan kabel dari berbagai
instansi di antaranya Telkom dan PLN.
Pengerjaan revitalisasi Kota Lama dilakukan
secara bertahap. Tahap pertama, Jalan Letjen Suprapto ke arah selatan meliputi
Jalan Mpu Tantular, Jalan Kepodang, Jalan Cenderawasih, sampai Bubakan.
Tahap selanjutnya, yaitu Jalan Letjen Suprapto
ke arah utara meliputi Jalan Branjangan, Jalan Garuda, Jalan Kedasih, Jalan Mpu
Tantular, hingga Jembatan Berok yang juga akan dilengkapi polder mini.
"Untuk progres pengerjaan, revitalisasi
fisik kawasan Kota Lama Semarang sekarang sudah mencapai 15 persen. Untuk
pengadaan material kira-kira sudah di angka 22 persen," jelasnya.
Terkait tambahan bantuan anggaran Rp 30
miliar, Menteri PUPR Basuki Hadimoeljono mengatakan, dana tersebut akan
digunakan bagi pembangunan pertamanan di Kota Lama. Revitalisasi diperkirakan
akan selesai pada Desember 2018 mendatang.
"Kota Lama merupakan kawasan heritage,
sehingga kami turut memiliki tanggung jawab menjaga lingkungannya. Di dalamnya
terdapat gedung milik pribadi, BUMN, dan perusahaan-perusahaan swasta. Kawasan
ini perlu dikembangkan untuk menjadi lebih baik. Diharapkan, ada peningkatan
perekonomian melalui kegiatan wisata di Kota Lama," kata Menteri PUPR, Basuki
Hadimoeljono, saat meninjau Kota Lama Semarang, beberapa waktu lalu.
Dana revitalisasi tersebut, dikatakan Basuki,
diperuntukan bagi penataan kawasan di Kota Lama bukan untuk konservasi
gedung-gedung di dalamnya. Sehingga, setelah rampung, diharapkan dapat memberi
rasa nyaman bagi masyarakat saat menggelar berbagai kegiatan, semisal CFD,
kuliner, dan aktivitas-aktivitas budaya di Kota Lama.
"Mudah-mudahan dapat merubah kawasan Kota
Lama menjadi salah satu destinasi kunjungan wisata," harapnya.
Selain itu, lanjutnya, penataan kawasan Kota
Lama dimaksudkan agar orang yang hendak ke Semarang sekaligus dapat berkunjung
ke tempat wisata. Mereka tidak perlu lagi harus pergi ke Borobudur maupun
Karimun Jawa bila hendak berwisata di Jawa Tengah. (*)
loading...
No comments:
Post a Comment