Basarnas mulai menurunkan alat canggih dalam
pencarian bangkai KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara.
Sebut saja Multi Beam Echo Sounder yang
digunakan untuk memetakan kondisi di dasar Danau Toba.
Sedangkan Remotely Operated Vehicle (ROV) atau
robot di bawah air ditujukan untuk memastikan indikasi bangkai kapal dengan
cara menangkap visual objek yang ditemukan secara langsung.
Kemarin akhirnya ROV telah beroperasi dengan
baik hingga kedalaman 450 meter, bahkan mencapai dasar danau di sekitar lokasi
suspect dan menemukan jasad korban.
Basarnas pun masih mencari cara mengangkat
jasad korban.
"Kita belum punya alat untuk mengangkat
dari kedalaman 450 meter. Saya sudah tanya di rekan-rekan saya tentang
kejadian-kejadian itu kurang-lebih di 100 meter. Seperti contoh kejadian
AirAsia 40 meter bisa diselam, (KM Sinar Bangun) ini tidak bisa. Kita masih
memikirkan ini," kata Kepala Basarnas Marsekal Madya TNI Muhammad Syaugi.
Namun
bangkai kapal belum terlihat dari rekaman ROV karena tingkat visibilitas yang
terbatas.
"Jadi lokasi penemuan itu berserakan
kalau saya melihat kamera tersebut. Kapalnya sendiri belum terlihat, tapi
talinya sudah terlihat karena keterbatasan, jarak pandang di dasar itu sangat
pendek," ujarnya.
Dalam foto yang beredar di grup whatsapp,
jenazah diduga korban kapal tenggelam tampak tidur telentang di dasar danau.
Bagian kakinya tampak terlihat jelas. Tampak
dalam data foto kedalaman robot penyelam mengambil foto pada posisi 454,7
meter.
Berdasarkan keterangan dari Humas Basarnas
robot ROV ini bahkan bisa digunakan hingga kedalaman 1000 meter.
"Besok kita cari lagi. Baru kita pikirkan
bagaimana kemungkinan mengangkat korban tersebut," kata Syaugi kemarin.
KM Sinar Bangun tenggelam dalam perjalanan
dari Pelabuhan Simanindo, Samosir, ke Tigaras pada Senin (18/6/2018) sekitar
pukul 17.30 WIB.
Kapal tersebut berlayar tanpa dokumen manifes
penumpang dan diketahui dalam kondisi tidak memenuhi standar keselamatan,
seperti ketersediaan life jacket.
Terkait tenggelamnya KM Sinar Bangun, nakhoda
berinisial SS ditetapkan sebagai tersangka.
Polisi juga menetapkan tiga orang tersangka
lainnya dari Dinas Perhubungan Sumut.
Ketiganya adalah Kepala Bidang Angkutan Sungai
dan Danau Rihard Sitanggang, Kapos Pelabuhan Simanindo Golpa F Putra, dan
pegawai honorer Dishub Samosir Karnilan Sitanggang.
Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi
mengaku kementerian yang dipimpinnya akan menjalankan aturan secara baik dari
pemerintah, terkait proses pencarian jenazah dan KM Sinar Bangun yang karam di
Danau Toba.
Ia mengatakan, hal pertama yang difokuskan
saat ini adalah pencarian jenazah para penumpang yang diperkirakan masih
terjebak dalam badan kapal.
"Jika kapal itu diangkat, yang kita
tunggu adalah temukan jenazah," ujar Budi Karya
Namun tidak hanya jenazah yang harus
ditemukan, bangkai kapal itu pun harus diangkat.
Hal itu karena menurutnya, KNKT membutuhkan
bangkai KM Sinar Bangun untuk keperluan evaluasi.
Agar bisa diketahui dari segi teknis, terkait
kelayakan bentuk rancangan kapal hingga surat perizinan yang berlaku.
"Tapi dari segi teknis, KNKT kita dapat
mengevaluasi apa jenis bentuk rancang bangun, kestabilan yang ada pada kapal,
penuh syarat atau tidak, apa proses perizinan berlaku atau mengeluarkan
surat," kata Budi Karya.
Oleh karena itu, mantan Presiden Direktur PT
Angkasa Pura II itu menekankan bahwa mendapatkan bangkai kapal itu merupakan
hal penting kedua, selain mengangkat seluruh jenazah korban yang masih berada
di Danau Toba.
"Mendapatkan kapal sangat penting, selain
kita melakukan upaya yang semestinya," tegas Budi Karya.
Sebelumnya diberitakan Badan SAR Nasional
lewat konferensi pers, Kamis (28/6/2018), memastikan telah menemukan lokasi KM
Sinar Bangun.
"Alhamdulillah, siang hari ini, sekitar
jam 1 kita bisa menemukan objek-objek tersebut. Ini korban manusia dengan
kedalaman 450 (meter)," ujar Marsekal M Syaugi di kantor Pusat Badan SAR
Nasional, di Jakarta, Kamis, seperti dikutip Tribunnews.com.
KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba,
Sumatera Utara, pada Senin (18/6/2018) petang. Kapal ini bertolak dari
Pelabuhan Tigaras, Kabupaten Simalungun, dan sedianya bertolak ke Pelabuhan
Simanindi di Kabupaten Samosir.
Merujuk data Badan SAR Nasional, sampai saat
ini 164 penumpang KM Sinar Bangun masih dinyatakan hilang, 21 orang selamat,
dan tiga orang meninggal dunia.
Namun, jumlah tepat korban simpang siur karena
ketiadaan data manifes kapal yang diduga tenggelam karena kelebihan muatan itu.
Dalam konferensi pers, Syaugi memperlihatkan
gambar lain seperti sepeda motor, besi berbentuk bangku, dan tali yang diduga
dari kapal itu.
Kepala Basarnas Marsekal Madya M Syaugi menunjukan
lokasi ditemukannya objek KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba,
Sumatera Utara, dalam konfresi pers di kantor Pusat Badan SAR, Kemayoran,
Jakarta Pusat, Kamis (28/6/2018).
Menurut Syaugi, temuan tersebut didapat dari
penggunaan peranti Remotely Operated Vehicle (ROV) yang bisa mendeteksi
keberadaan objek hingga kedalaman 1.000 meter.
Syaugi mengatakan, lokasi penemuan kapal
tersebut berjarak sekitar 50 meter ke arah barat daya dari koordinat perkiraan
awal posisi terakhir kapal.
"Saya sampaikan, arah barat Daya dari
koordinat perkiraan pertama 50 meter yang kita temukan sekarang sekitar
itu," tuturnya.
Adapun website Badan SAR Nasional menampilkan
pula sejumlah gambar yang disebut didapat dari ROV. Salah satu gambar yang
ditampilkan adalah sepeda motor.
"Ini adalah sepeda motor, ini ada pelat
motornya, setangnya. Jadi kita firm dengan ROV bisa melihat benda tersebut dari
KM Sinar Bangun VI,” ujar Syaugi seperti dikutip dari website lembaganya itu.
Menurut Syaugi, setelah kepastian penemuan
lokasi ini masih ada pekerjaan berikutnya yang harus dicari caranya juga.
"Pekerjaan selanjutnya adalah bagaimana kemungkinan mengangkat dan
mengevakuasi korban,” imbuh Syaugi.
loading...
No comments:
Post a Comment