SURYA.co.id | BATU - Awal 2013 adalah momen lahirnya Ngelmu Pring, kelas belajar yang didirikan Lisa Tunggul Puji Lestari (27) dan suami, Dimas Iqbal Romadhon (28), serta teman-teman, di bekas kandang ayam di Jalan Raya Patimura 3, Temas, Kec. Batu, Kota Batu.
Sejak berdiri hingga kini, ada sekitar 150 anak yang belajar diNgelmu Pring. Mereka belajar setiap Sabtu dan Minggu.
Kelas ini berawal dari komunitas bernama Karyaleka Basa yang punya program English Day, di mana seluruh anggota wajib berbahasa Inggris. Menurut Lisa, komunitas ini butuh tempat.
Akhirnya, sebuah lahan sempit bekas kandang ayam milik orangtua Lisa, pun disulap menjadi ruang kelas untuk belajar.
“Ada tebing setinggi 20 meter di sebelahnya,” kata Dimas sembari menunjuk ke lahan di sebelahnya.
Saat dibongkar, masih ada beberapa ekor ayam di kandang dekat sungai dan rumpun bambu.
Ngelmu Pring didirikan untuk menampung anak-anak muda KotaBatu yang ingin belajar Bahasa Inggris.
Menurut Dimas, kota wisata ini perlu ditunjang adanya warga yang bisa berbahasa asing.
Dimas pun sempat mendatangi Kepala Dinas Pariwisata Kota Batu untuk menawarkan kursus gratis bagi tour guide yang sebagian besar tak bisa berbahasa Inggris.
Namun, usulan itu ditolak, meski gratis. Pihak dinas menyatakan karena pariwisata masih bersifat proyek, maka belum bisa menerima pendidikan atau kursus yang gratis. “Ya sudah,” ujarnya.
Alhasil, yang datang ke Ngelmu Pring adalah anak-anak. Maka, sejak itu kelas ini menampung anak-anak untuk belajar bersama.
loading...
No comments:
Post a Comment