TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Suminem (68), warga Gunung Kidul bersama Sri Wahyuni (43), warga Jepara tampak bersantai di pelataran rumah Singgah Sehati RSUP dr Kariadi, Rabu (27/4/2016). Mereka adalah pasien kanker yang harus melakukan terapi sinar, sementara tinggal di rumah singgah tersebut.
Suminem bercerita baru saja sampai dari Gunung Kidul. Sebagai pasien kanker, ia mendapat prioritas untuk mendapatkan tempat tidur meski harus membayar Rp 15 ribu per hari. "Saya rencananya di sini terus sampai kapan enggak tahu. Tergantung dokternya, yang pasti saya harus sembilan kali terapi," katanya.
Berbeda dengan pasien lain yang setiap Sabtu dan Minggu pulang, ia memilih tidak pulang kampung. Baginya, pulang ke rumah hanya menghabiskan biaya. Baginya, sendirian di rumah singgah tidak masalah.
Sri Wahyuni (43), warga Jepara menambahkan kondisi rumah singgah sekarang jauh lebih baik. Dulu, waktu pertama kali buka seluruh pasien campur aduk. Pasien kanker, jantung dan lainnya dicampur.
Bahkan, penghuni rumah singgah mencapai ratusan orang dari puluhan tempat tidur. Sekarang sudah ada pemisahan pasien berdasarkan penyakit dan pembatasan penghuni rumah singgah.
"Wah dulu bisa sampai 400 orang," ucapnya.
Fatma Suyono, Koordinator Rumah Singgah mengatakan jumlah tempat tidur mencapai 60 buah. Para penghuni rumah singgah diprioritaskan untuk pasien kelas III dan dari luar Semarang. Bahkan, beberapa dari luar Jateng.
Ia mengatakan, saat ini pasien yang jadi prioritas adalah pasien kanker karena ada terapi kemoterapi dan sebagainya. Banyak pasien kanker dari kalangan tidak mampu. "Kalau urusan makan kami ada kerjasama dengan donatur. Tapi hanya Senin hingga Jumat," tuturnya.
Suminem bercerita baru saja sampai dari Gunung Kidul. Sebagai pasien kanker, ia mendapat prioritas untuk mendapatkan tempat tidur meski harus membayar Rp 15 ribu per hari. "Saya rencananya di sini terus sampai kapan enggak tahu. Tergantung dokternya, yang pasti saya harus sembilan kali terapi," katanya.
Berbeda dengan pasien lain yang setiap Sabtu dan Minggu pulang, ia memilih tidak pulang kampung. Baginya, pulang ke rumah hanya menghabiskan biaya. Baginya, sendirian di rumah singgah tidak masalah.
Sri Wahyuni (43), warga Jepara menambahkan kondisi rumah singgah sekarang jauh lebih baik. Dulu, waktu pertama kali buka seluruh pasien campur aduk. Pasien kanker, jantung dan lainnya dicampur.
Bahkan, penghuni rumah singgah mencapai ratusan orang dari puluhan tempat tidur. Sekarang sudah ada pemisahan pasien berdasarkan penyakit dan pembatasan penghuni rumah singgah.
"Wah dulu bisa sampai 400 orang," ucapnya.
Fatma Suyono, Koordinator Rumah Singgah mengatakan jumlah tempat tidur mencapai 60 buah. Para penghuni rumah singgah diprioritaskan untuk pasien kelas III dan dari luar Semarang. Bahkan, beberapa dari luar Jateng.
Ia mengatakan, saat ini pasien yang jadi prioritas adalah pasien kanker karena ada terapi kemoterapi dan sebagainya. Banyak pasien kanker dari kalangan tidak mampu. "Kalau urusan makan kami ada kerjasama dengan donatur. Tapi hanya Senin hingga Jumat," tuturnya.
Fatma berujar, rumah singgah selalu penuh tiap Senin hingga Jumat. Pada Sabtu dan Minggu hanya ada sekitar 20 pasien yang memilih tinggal. Lainnya memilih pulang ke rumah.
Dalam rangka memperkenalkan rumah singgah yang dikelola Dharma Wanita RSUP dr Kariadi, pihaknya juga sering mengadakan acara di sana. Terakhir, acara bertajuk peringatan hari Kartini digelar di sana.
Ketua Panitia, Titing Darwito menyatakan kegiatan Hari kartini Dharma Wanita RSUP dr Kariadi antara lain lomba tumpeng, kreasi dari bahan bekas, line dance hingga makan bersama penghuni rumah singgah.
Ia berharap acara tersebut bisa menarik donatur untuk membantu rumah singgah. Selama ini, rumah singgah banyak dimanfaatkan pasien tidak mampu. Saat ini pihaknya bisa menyediakan makanan gratis sekali sehari. (tribunjateng/bakti buwono)
Dalam rangka memperkenalkan rumah singgah yang dikelola Dharma Wanita RSUP dr Kariadi, pihaknya juga sering mengadakan acara di sana. Terakhir, acara bertajuk peringatan hari Kartini digelar di sana.
Ketua Panitia, Titing Darwito menyatakan kegiatan Hari kartini Dharma Wanita RSUP dr Kariadi antara lain lomba tumpeng, kreasi dari bahan bekas, line dance hingga makan bersama penghuni rumah singgah.
Ia berharap acara tersebut bisa menarik donatur untuk membantu rumah singgah. Selama ini, rumah singgah banyak dimanfaatkan pasien tidak mampu. Saat ini pihaknya bisa menyediakan makanan gratis sekali sehari. (tribunjateng/bakti buwono)
loading...
No comments:
Post a Comment